Saturday, 4 June 2016

PEMISAHAN AGAMA DAN ULAMA DARI POLITIK MERUPAKAN PROYEK ASING

Kutipan dari
Tgk Nasruddin judon (abi Nas).

Mayoritas orang, cendekiawan dan bahkan ulama punya keyakinan Islam dan politik harus dipisahkan. Islam dan politik terpisah. Ini adalah keyakinan yang ditanamkan oleh setiap pemerintahan ke dalam benak kita bahwa apa hubungannya seorang ulama dengan politik?
Lebih buruk lagi, ketika pemerintah ingin mencari-cari kesalahan seorang ulama, mereka mengatakannya sebagai ulama politik. Mereka mengatakan bahwa Islam harus dipisahkan dari politik. Agama punya urusan sendiri, begitu juga politik punya urusan sendiri.
Pada dasarnya mereka tidak mengetahui tentang Islam secara menyeluruh.
Ketika di masa Rasulullah Saw, beliau membentuk pemerintahan yang adil. Setelah itu ketika pemerintahan Islam berada di tangan para khulafaul Rasyidin masalah keadilan kembali diterapkan. Sebuah pemerintahan Islam ditetapkan dengan politik di segala bidang. Memangnya apa yang dimaksud dengan politik?
Hubungan kita antara penguasa dan bangsa, hubungan kita antara penguasa dan pemerintah-pemerintah lain dan begitu juga upaya mencegah terjadinya kerusakan, semuanya ini adalah politik! Hukum-hukum politik Islam sama banyak juga dengan hukum-hukum ibadah. Buku-buku Islam yang membahas politik sama banyaknya  dari buku-buku yang mengulas masalah ibadah.
Ini sebuah kesalahan yang dipaksakan ke dalam benak kita, sehingga menjadi satu keyakinan. Dengan berani mereka mengatakan bahwa Islam terpisah dari politik. Ada hukum-hukum ibadah yang mengatur hubungan kita dengan Allah dan ada hukum-hukum Islam yang mengatur hubungan kita dengan manusia.
 Dalam melaksanakan hukum ibadah, kita umat Islam seakan akan diposisikan cuma sekedar pergi ke masjid dan meminta apa saja yang diinginkan lewat doa. Mereka mengatakan Bacalah al-Quran sesuai dengan keinginan kalian. Kami(orang sekuler) tidak punya urusan dengan kalian(muslim)
Tapi ketahuilah bahwa apa yang digambarkan itu bukan Islam yang menyeluruh! Karena agama Islam senantiasa memerintahkan pengikutnya untuk melawan setiap kezaliman. Untuk itu ada hukum jihad, hukum qisas. Dalam menghadapi orang-orang Kafir dan mereka yang berani menghina agama Islam, maka Islam punya hukum tersendiri. Begitu banyak hukum tentang masalah seperti ini. Dengan hukum jihad, apakah berarti Islam jauh dari politik!?
Apakah kita pikir Islam terbatas pada pergi ke masjid,membaca al-Quran dan melaksanakan shalat?
Ini bukan Islam yang menyeluruh sebagaimana dicontohkan oleh Rasul dan Khalifah.
Islam memiliki hukum terkait politik dan harus diterapkan dalam pemerintahannya.
Karena kalau Islam(Agama) tidak  hadir untuk memperbaiki politik maka politik akan menjadi malapetaka kepada Islam dan muslimin.

Mayoritas orang, cendekiawan dan bahkan ulama punya keyakinan Islam dan politik harus dipisahkan. Islam dan politik terpisah. Ini adalah keyakinan yang ditanamkan oleh setiap pemerintahan ke dalam benak kita bahwa apa hubungannya seorang ulama dengan politik?
Lebih buruk lagi, ketika pemerintah ingin mencari-cari kesalahan seorang ulama, mereka mengatakannya sebagai ulama politik. Mereka mengatakan bahwa Islam harus dipisahkan dari politik. Agama punya urusan sendiri, begitu juga politik punya urusan sendiri.
Pada dasarnya mereka tidak mengetahui tentang Islam secara menyeluruh.
Ketika di masa Rasulullah Saw, beliau membentuk pemerintahan yang adil. Setelah itu ketika pemerintahan Islam berada di tangan para khulafaul Rasyidin masalah keadilan kembali diterapkan. Sebuah pemerintahan Islam ditetapkan dengan politik di segala bidang. Memangnya apa yang dimaksud dengan politik?
Hubungan kita antara penguasa dan bangsa, hubungan kita antara penguasa dan pemerintah-pemerintah lain dan begitu juga upaya mencegah terjadinya kerusakan, semuanya ini adalah politik! Hukum-hukum politik Islam sama banyak juga dengan hukum-hukum ibadah. Buku-buku Islam yang membahas politik sama banyaknya  dari buku-buku yang mengulas masalah ibadah.
Ini sebuah kesalahan yang dipaksakan ke dalam benak kita, sehingga menjadi satu keyakinan. Dengan berani mereka mengatakan bahwa Islam terpisah dari politik. Ada hukum-hukum ibadah yang mengatur hubungan kita dengan Allah dan ada hukum-hukum Islam yang mengatur hubungan kita dengan manusia.
 Dalam melaksanakan hukum ibadah, kita umat Islam seakan akan diposisikan cuma sekedar pergi ke masjid dan meminta apa saja yang diinginkan lewat doa. Mereka mengatakan Bacalah al-Quran sesuai dengan keinginan kalian. Kami(orang sekuler) tidak punya urusan dengan kalian(muslim)
Tapi ketahuilah bahwa apa yang digambarkan itu bukan Islam yang menyeluruh! Karena agama Islam senantiasa memerintahkan pengikutnya untuk melawan setiap kezaliman. Untuk itu ada hukum jihad, hukum qisas. Dalam menghadapi orang-orang Kafir dan mereka yang berani menghina agama Islam, maka Islam punya hukum tersendiri. Begitu banyak hukum tentang masalah seperti ini. Dengan hukum jihad, apakah berarti Islam jauh dari politik!?
Apakah kita pikir Islam terbatas pada pergi ke masjid,membaca al-Quran dan melaksanakan shalat?
Ini bukan Islam yang menyeluruh sebagaimana dicontohkan oleh Rasul dan Khalifah.
Islam memiliki hukum terkait politik dan harus diterapkan dalam pemerintahannya.
Karena kalau Islam(Agama) tidak  hadir untuk memperbaiki politik maka politik akan menjadi malapetaka kepada Islam dan muslimin.


PEMISAHAN AGAMA DAN ULAMA DARI POLITIK MERUPAKAN PROYEK ASING Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Assalam 19

0 comments:

Post a Comment