Saturday, 2 July 2016

ZAKAT FITRAH

Zakat fitrah adalah mengeluarkan bahan makanan pokok dengan ukuran tertentu setelah terbenamnya matahari pada akhir bulan Ramadhan (malam 1 Syawwal) dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan .
Zakat fitrah diwajibkan ditahun kedua Hijriyah.
Untuk pembahasan zakat yang lainnya baik dari segi dalil maupun hukum .

 ******

Dasar wajib zakat fitrah:

عن ابن عمر أنّ رسول الله صلّى الله عليه وسلم فرض زكاة الفطر من رمضان على الناس صاعا من تمر أو صاعا من شعير على كلّ حرّ أو عبد ذكر أو أنثى من المسلمين ( رواه مسلم )

“Diriwayatkan dari Sayyidina Abdullah bin Umar, Sesungguhnya Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah bulan Ramadhan berupa satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum atas setiap orang muslim, merdeka atau budak, laki2 maupun perempuan“


*****

Zakat fitrah wajib bagi setiap orang islam yang mampu dan hidup di sebagian bulan Ramadhan serta sebagian bulan Syawwal.
Artinya, orang yang meninggal setelah masuk waktu maghrib malam lebaran (malam 1 Syawwal) wajib baginya zakat fitrah (dikeluarkan dari harta peninggalannya).
Begitu juga bayi yang dilahirkan sesaat sebelum terbenamnya matahari di hari terakhir bulan Ramadhan dan terus hidup sampai setelah terbenamnya matahari malam 1 Syawwal.

******

Tapi sebaliknya, orang yang meninggal sebelum terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan atau bayi yang lahir setelah terbenamnya matahari di malam 1 Syawwal tak diwajibkan baginya zakat fitrah.

Yang dimaksud mampu yaitu, memiliki harta lebih dari:
Kebutuhan makan dan pakaian untuk dirinya dan orang yang wajib dinafkahi pada siang hari raya beserta malam harinya (1 Syawwal dan malam 2 Syawwal) .
Hutang, meskipun belum jatuh tempo (saat membayar).

Rumah yang layak baginya dan orang yang wajib dinafkahi.
Biaya pembantu untuk istri jika dibutuhkan.

******

Orang yang wajib dinafkahi yaitu:

Anak yang belum baligh dan tak memiliki harta.
Anak yang sudah baligh namun secara fisik tak mampu bekerja seperti lumpuh, idiot, dan sebagainya serta tak memiliki harta.
Orang tua yang tak mampu (mu’sir).
Istri yang sah.
Istri yang sudah ditalak raj’i (istri yang pernah dikumpuli dan tertalak satu atau dua) dalam masa iddah.
Istri yang ditalak ba’in (talak 3) apabila dalam keadaan hamil.

******

Zakat fitrah berupa makanan pokok mayoritas penduduk daerah setempat.

Ukuran zakat fitrah 1 sha’ beras = 2,75 – 3 kg.(atau 3 liter beras)

Urutan dalam mengeluarkan zakat fitrah ketika harta terbatas.
Orang yang memiliki kelebihan harta seperti di atas tetapi tak mencukupi untuk fitrah seluruh keluarganya, maka dikeluarkan sesuai urutan berikut :
Dirinya sendiri.

Istri.
Pembantu istri sukarela (tanpa bayaran).
Anak yang belum baligh.
Ayah yang tak mampu.
Ibu yang tak mampu.
Anak yang sudah baligh dan tak mampu (secara fisik dan materi).

******

Jika kelebihan harta tersebut kurang dari 1 sha’ maka tetap wajib dikeluarkan.

*****

Hikmah Zakat Fitrah

Zakat secara bahasa berarti an namaa' (tumbuh), az ziyadah (bertambah), ash shalah (perbaikan), menjernihkan sesuatu dan sesuatu yang dikeluarkan dari pemilik untuk menyucikan dirinya.
Fithri sendiri berasal dari kata ifthar, artinya berbuka (tak berpuasa).
Zakat disandarkan pada kata fithri karena fithri (tak berpuasa lagi) adalah sebab dikeluarkannya zakat tersebut.

******

Sedangkan menurut istilah, zakat fithri berarti zakat yang diwajibkan karena berkaitan dengan waktu ifthar (tak berpuasa lagi) dari bulan Ramadhan.

******

Hikmah Disyari'atkan Zakat Fitrah

Hikmah disyari'atkannya zakat fithri adalah:

untuk berkasih sayang dengan orang miskin, yaitu mencukupi mereka agar jangan sampai meminta-minta di hari 'ied, memberikan rasa suka cita kepada orang miskin supaya mereka pun dapat merasakan gembira di hari 'ied, dan membersihkan kesalahan orang yang menjalankan puasa akibat kata yang sia-sia dan kata-kata yang kotor yang dilakukan selama berpuasa sebulan.

*****

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata,

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah."

******

Hukum Zakat Fitrah

Zakat Fithri adalah shadaqah yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim pada hari berbuka (tak berpuasa lagi) dari bulan Ramadhan.
Bahkan Ishaq bin Rahuyah menyatakan bahwa wajibnya zakat fithri seperti ada ijma' (kesepakatan ulama) di dalamnya

****

Bukti dalil dari wajibnya zakat fithri adalah hadits Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, ia berkata,

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri dengan satu sha' kurma atau satu sha' gandum bagi setiap muslim yang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, anak kecil maupun dewasa.
Zakat tersebut diperintahkan dikeluarkan sebelum orang-orang keluar untuk melaksanakan shalat 'ied."

*****

Perlu dipehatikan bahwa shagir (anak kecil) dalam hadits ini tak termasuk di dalamnya janin.
Karena ada sebagian ulama seperti Ibnu Hazm yang mengatakan bahwa janin juga wajib dikeluarkan zakatnya. Hal ini kurang tepat karena janin taklah disebut shagir dalam bahasa Arab juga secara 'urf (kebiasaan yangg ada).

*****

Wajib Zakat Fitrah

- Zakat fithri ini wajib ditunaikan oleh:

Setiap muslim karena untuk menutupi kekurangan puasa yang diisi dengan perkara sia-sia dan kata-kata kotor,

- Yang mampu mengeluarkan zakat fithri.

Menurut mayoritas ulama, batasan mampu di sini adalah mempunyai kelebihan makanan bagi dirinya dan yang diberi nafkah pada malam dan siang hari 'ied.
Jadi apabila keadaan seseorang seperti ini berarti dia dikatakan mampu dan wajib mengeluarkan zakat fithri.
Orang seperti ini yang disebut ghani (berkecukupan) sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

"Barangsiapa meminta-minta, padahal dia memiliki sesuatu yang mencukupinya, maka sesungguhnya dia telah mengumpulkan bara api."

Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana ukuran mencukupi tersebut?"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Seukuran makanan yang mengenyangkan untuk sehari- semalam."

*****

Dari syarat di atas menunjukkan bahwa kepala keluarga wajib membayar zakat fithri orang yang ia tanggung nafkahnya.

Menurut Imam Malik, ulama Syafi'iyah dan mayoritas ulama, suami bertanggung jawab terhadap zakat fithri si istri karena istri menjadi tanggungan nafkah suami.

******

Kapan Seseorang Mulai Terkena Kewajiban Membayar Zakat Fithri?
Seseorang mulai terkena kewajiban membayar zakat fithri jika ia bertemu terbenamnya matahari di malam hari raya Idul Fithri.
Jika dia mendapati waktu tersebut, maka wajib baginya membayar zakat fithri.
Inilah yang menjadi pendapat Imam Asy Syafi'i.

*****

Alasannya, karena zakat fithri berkaitan dengan hari fithri, hari tak lagi berpuasa.
Oleh karena itu, zakat ini dinamakan demikian (disandarkan pada kata fithri) sehingga hukumnya juga disandarkan pada waktu fithri tersebut.

Misalnya, apabila seseorang meninggal satu menit sebelum terbenamnya matahari pada malam hari raya, maka dia tak punya kewajiban dikeluarkan zakat fithri.
Namun, jika ia meninggal satu menit setelah terbenamnya matahari maka wajib baginya untuk mengeluarkan zakat fithri.

*****

Begitu juga apabila ada bayi yang lahir setelah tenggelamnya matahari maka tak wajib dikeluarkan zakat fithri darinya, tetapi dianjurkan sebagaimana terdapat perbuatan dari Utsman bin 'Affan yang mengeluarkan zakat fithri untuk janin.
Namun, jika bayi itu terlahir sebelum matahari terbenam, maka zakat fithri wajib untuk dikeluarkan darinya.

******

Bentuk dan Ukuran

Bentuk zakat fitrah

Bentuk zakat fithri adalah berupa makanan pokok seperti kurma, gandum, beras, kismis, keju dan semacamnya.
Inilah pendapat yang benar sebagaimana dipilih oleh ulama Malikiyah dan Syafi'iyah, dalam Majmu' Fatawa.

Namun hal ini diselisihi oleh ulama Hanabilah yang membatasi macam zakat fithri hanya pada dalil (yaitu kurma dan gandum).
Pendapat yang lebih tepat adalah pendapat pertama, tak dibatasi hanya pada dalil.(Shahih Fiqh Sunnah, 2/82)

*****

Ulama Malikiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah berpendapat bahwa tak boleh menyalurkan zakat fithri dengan uang yang senilai dengan zakat.
Karena tidak ada satu pun dalil yang menyatakan dibolehkannya hal ini.
Sedangkan ulama Hanafiyah berpendapat bolehnya zakat fithri diganti dengan uang.

Pendapat yang tepat dalam masalah ini adalah tak bolehnya zakat fithri dengan uang sebagaimana pendapat mayoritas ulama.

******

Ukuran Zakat Fitrah

Ukuran & Jenis Barang yang Harus Dizakatkan :

Abu Said Al-Khudry ra berkata:
Pada zaman Nabi SAW kami selalu mengeluarkan zakat fitrah satu sha’ makanan, atau satu sha’ kurma, atau satu sha’ sya’ir, atau satu sha’ anggur kering.
Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat lain:
Atau satu sha’ susu kering. Abu Said berkata:
Adapun saya masih mengeluarkan zakat fitrah seperti yang aku keluarkan pada zaman Nabi SAW Dalam riwayat Abu Dawud: Aku selamanya tak mengeluarkan kecuali satu sha’

*****

Besarnya zakat fitrah menurut ukuran sekarang adalah 2,5 kg atau 3,5 liter.
Sedangkan makanan yang wajib dikeluarkan yang disebut nash hadits yaitu tepung, terigu, kurma, gandum, zahib (anggur) dan aqith (semacam keju).
Untuk daerah/negara yang makanan pokoknya selain 5 makanan di atas, mazhab Maliki dan Syafi’i membolehkan membayar zakat dengan makanan pokok yang lain.

******

Dari hadits di atas, bayarlah zakat fitrah anda dengan makanan yang biasa anda makan.
Bukan uang.
Karena Nabi dan para sahabat membayar zakat Fitrah dengan makanan.
Bukan dengan uang yang biasa mereka pakai seperti uang Dirham.

Jika anda membayarnya dengan uang kertas rupiah, maka jumlah uang di kalangan bawah bertambah.
Ini menyebabkan nilai rupiah turun/inflasi dan harga-harga barang naik.
Apalagi saat lebaran di mana para pedagang banyak yang mudik, maka harga beras yang mulainya Rp 6000/kg bisa naik jadi Rp 10.000/kg sehingga mereka kesulitan membeli makanan.

******

Waktu & Tempat

Waktu Berzakat Fitrah
Waktu mengeluarkan zakat fitrah:
1. Waktu wajib,: yaitu ketika mendapati sebagian dari bulan Ramadhan dan sebagian dari bulan Syawwal.

2. Waktu jawaz (boleh), yaitu mulai awal Ramadhan.
Dengan catatan orang yang telah menerima fitrah darinya tetap dalam keadaan mustahiq (berhak menerima zakat) dan mukim saat waktu wajib.

Jika saat wajib orang yang menerima fitrah dalam keadaan kaya atau musafir maka wajib mengeluarkan kembali.

3. Waktu fadhilah (utama), yaitu setelah terbitnya fajar hari raya (1 Syawwal) sebelum pelaksanaan shalat ied.

4. Waktu makruh, yaitu setelah pelaksaan shalat ied hingga terbenamnya matahari 1 Syawwal, kecuali karena menunggu kerabat atau tetangga yang berhak menerimanya.

5. Waktu haram, yaitu mengakhirkan hingga terbenamnya matahari 1 Syawwal kecuali karena udzur seperti tak didapatkan orang yang berhak didaerah itu.
Namun wajib menggadha’i.

*****

Dari Ibnu Umar ra berkata: “Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah satu sha’ kurma atau gandum pada budak, orang merdeka, lelaki perempuan, anak kecil dan orang dewasa dari ummat Islam dan memerintahkan untuk membayarnya sebelum mereka keluar untuk sholat ‘iid. ( Mutafaq alaih ).

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:

Bahwa Rasulullah saw. memerintahkan agar zakat fitrah diberikan sebelum manusia berangkat untuk salat Ied. (Shahih Muslim No.1645)

*****

Zakat Fitrah harus diberikan sebelum shalat ‘ied.
Misalnya 1 atau 2 hari sebelum shalat ‘ied.
Jika lewat dari shalat ‘ied, maka jatuhnya sebagai sedekah.

*****

Penerima Zakat Fitrah

Mayoritas ulama berpendapat bahwa zakat fithri disalurkan pada 8 golongan sebagaimana disebutkan dalam surat At Taubah ayat ke 60,

Allah Ta'ala berfirman (yang artinya),
"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang- orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (QS. At Taubah: 60)

******

Sedangkan ulama Malikiyah, Imam Ahmad dalam salah satu pendapatnya dan Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa zakat fithri hanyalah khusus untuk fakir miskin sahja.

Syarat sah zakat fitrah:

I. Niat.

Niat wajib dalam hati.
Sunnah melafadzkannya dalam madzhab syafi’i.
Niat untuk fitrah diri sendiri:

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ اْلفِطْرِ عَنْ نَفْسِي لِلَّهِ تَعَالىَ

(Saya niat mengeluarkan zakat fitrah saya karena Allah Ta’ala)

Niat untuk zakat fitrah orang lain:

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ اْلفِطْرِ عَنْ فُلاَنٍ أَوْ فُلاَنَةْ لِلَّهِ تَعَالىَ

(saya niat mengeluarkan zakat fitrah fulan atau fulanah karena Allah Ta’ala)

******

Cara niat zakat fitrah

a). Jika dikeluarkan sendiri, maka diniatkan ketika menyerahkannya kepada yang berhak atau setelah memisahkan beras sebagai fitrahnya.
Apabila sudah diniatkan ketika dipisah maka tak perlu diniatkan kembali ketika diserahkan kepada yang berhak.

b). Jika diwakilkan, diniatkan ketika menyerahkan kepada wakil atau memasrahkan niat kepada wakil.
Apabila sudah diniatkan ketika menyerahkan kepada wakil maka tak wajib bagi wakil untuk niat kembali ketika memberikan kepada yang berhak, namun lebih afdhal tetap meniatkan kembali, tetapi jika memasrahkan niat kepada wakil maka wajib bagi wakil meniatkannya.

Menyerahkan kepada orang yang berhak menerima zakat,
yaitu ada 8 golongan yang sudah maklum.


ZAKAT FITRAH Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Assalam 19

0 comments:

Post a Comment