Jika di hati kita terasa “hidup ini” adalah hidupku, maka :
Kita sedang bertuhankan nafsu, karena apa yang ada pada kita pasti kita anggap sebagai milikku. Jiwa ragaku, isteriku, suamiku, anakku, hartaku, kemulianku, kebahagianku, kekecewaanku, ilmuku dan seterusnya…. Padahal, apa yang ada di langit dan di bumi dan apa yang ada di dalamnya adalah kepunyaan Allah (QS. 5 : 120)
Hati yang menuhankan nafsu pasti laksana neraka, terpenjara oleh kegelapan sehingga tak sanggup menatap cahaya keabadian.
Jika di hati kita terasa “hidup ini” adalah hidupnya Allah, maka :
Kita sedang bertuhankan Allah, karena apa yang ada pada kita pasti kita anggap milik Allah.Jiwa raga milik Allah, isteri milik Allah, suami milik Allah, anak milik Allah, harta dan kemuliaan milik Allah, kebahagiaan dan kekecewaan milik Allah, ilmu dan kepandaian milik Allah dan seterusnya. “Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah (QS. 9 : 16)
Hati yang menuhankan Allah pasti laksana surga, selalu diliputi keindahan dan kelezatan spiritual serta bertaburkan cahaya keabadian.
Siapakah yang terasa sebagai penghuni hati anda?
Saturday, 27 August 2016
ANTARA HIDUPKU DAN HIDUPNYA ALLAH
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

0 comments:
Post a Comment